Powered By Blogger

Monday, April 25, 2011

Sebuah Ironi: Melihat Kamboja dari Angkor Archaeological Park ke Tuol Sleng



Kamboja -
Melihat Kamboja (Cambodia) dari kaca mata turis bacpacker seperti saya yang hanya mengetahui sangat sedikit tentang negara ini dan melihat secara langsung dalam 2-3 hari seperti melihat 2 ironi. Disatu sisi menakjubkan tapi disisi lain mengusik hati nurani yang paling dalam, menyentuh empati tertinggi dan menyesali sebuah sejarah bangsa yang besar. Kamboja dihuni oleh beberapa suku dengan Khmer adalah suku mayoritas (90%) jadi sering disebut Khmer People dengan populasi sekitar 14.500.000 orang. Melihat negara ini seperti melihat sebuah negara yang baru mau berkembang ditahun 1980 an.
Angkor Wat sebuah bukti kebesaran Kampuchea

Perjalanan ke Siem Reap ke kawasan Angkor Archipelago Park dengan kawasan Candi yang super besar dan magis membuka mata saya akan kekaguman pada sebuah kerajaan besar yang dihormati dimasa lalu. Bangunan candi yang sangat besar, antik, luas, magis, gerbang yang melintang, ukiran pada batu candi yang rumit sekaligus membuka mata pada keindahan jiwa seni orang-orang kamboja dimasa itu. Susunan batu dibuat dengan rapat tak bercelah diakhiri dengan sebuah ukiran jenius orang-orang warisan sejarah yang akhirnya menghasilkan sebuah karya maha agung yang sudah mulai tergerus oleh perjalanan zaman tapi dia masih kokoh untuk sebuah karya besar masa dulu.

Batu satu persatu ditindih menjadi sebuah bentuk baik kepala berwajah tiga, ular berkepala medusa, ukiran-ukiran kecil seorang manusia berjajar, bertindihan, penari wanina yang disebut Dancing Asparas, gerbang, jalan setapak, atau jalan utama menuju altar penyembahan atau tempat para biksu, hal terakhir yang saya bisa bilang hanya Luar Biasa. Kawasan candi ini teramat luas untuk seorang turis butuh 1 minggu untuk benar-benar melihat semua dan untuk seorang seniman butuh tahunan untuk merunut jalinan sejarah yang besar dan butuh waktu selamanya untuk bangsa ini yang diwariskan candi tersebut agar mengangumi, menghormati, menjaga warisan dan membawa bangsa ini kepada dunia yang sejahtera dan membuka mata dunia kepada mereka bahwa mereka adalah bangsa yang besar dimasa dulu sekarang dan masa yang akan datang.

Lalu saya meneruskan perjalanan masih diarea candi-candi ini, sepanjang mata melihat sejauh kaki melangkah yang ada adalah sebuah ironi. Ironi yang membawa alam pikiran saya kepada rasa penasaran, kenapa mereka begitu miskin mereka adalah bangsa besar. Sepanjang kaki melangkah dikawasan angkor ini banyak anak anak yang berjualan , tidak berbusana, bahkan yang meminta minta 1000riel atau bahkan $1USD untuk sebuah foto dengan dia. Lalu saya melihat penerangan listrik masih terbatas dan orang-orang yang menurut saya masih jauh tercukupi secara sandang dan pangan, saya terpikir untuk bertanya apa yang salah dengan semua ini menurut saya melihat kebesaran sejarah masa lalu mereka, seharusnya bangsa ini adalah bangsa yang besar maju dan dihormati dimasa sekarang. Saya sendiri tau bangsa ini karena kerap beberapa artis Hollywood mengadopsi anak dari sini, saat itu pikiran saya adalah berarti masih banyak anak-anak yang terlantar dinegara tersebut itu juga tentu saya karena Film Tomb Rider yang mengambil setting disalahs satu candi dikawasan tersebut.

Tapi mengenai ironi tersebut saya tidak benar-benar menemukan jawabannya. Dan biarlah bangsa ini diberi waktu, pikiran dan kesempatan untuk memikirkannya sembari membawa masyarakatnya kearah peradaban hidup yang paling membuat mereka banga menjadi bangsa kamboja.

Tuol Sleng saksi sebuah kemunduran

Satu-satunya hal yang sedikit menjawab pertanyaan saya adalah ketika sampai di Phnom Penh yaitu museum Tuol Sleng Genocide Museum yang pada masa dulu hanyalah sebuah sekolah setingkat SMU yang juga terkenal dengan sebutan Security Prison 21 (S-21) dengan lima bangunan berlantai tiga seperti tipikal sekolah SMU di Indonesia. Dikabarkan hampir 17000 orang dipenjarakan dan disiksa disini yang kebanyakan mereka berasal dari regime sebelumnya yaitu regime Lon Nol.
Saya pernah mendengar nama Pol Pot sebagai seorang tirani seorang besar yang juga seorang berkuasa yang sayangnya salah dalam menjalankan kekuasaannya. Banyak orang terbunuh karena dia tapi berapa, siapa, bagaimana mereka terbunuh, untuk apa dengan cara apa dan apa akibatnya saya tidak benar benar tau selama ini. pengetahuan saya sangat sedikit mengenai hal tersebut, satu hal yang pasti yang saya tau adalah Pol Pot sudah meninggal.

Kami dibawa ke museum tersebut ditemani oleh teman kami yang kebetulan bekerja di Phnom Penh. Pertama sekali saya dibawa ke dalam ruangan dengan tempat tidur besi, linggis sebuah kotak dari seng dan piring, disitulah seorang bahkan ratusan manusia disiksa, diikat dan diakhiri hidupnya. Akhir riwayat hidupnya benar benar disana baik karena meninggal atau masih bernyawa tapi tidak hidup lagi atau bahkan dia tidak lagi menginginkan hidupnya. Setiap tahanan baru akan diambil fotonya juga para tentara pendukung polpot.
Beberapa ruangan bertipikal sama dengan alat alat yag dipakai untuk menyiksa ribuan anak manusia, saya belum tau alasannya kenapa. Sepertinya linggis untuk memukul, tempat tidur besi untuk mengikat tubuh secara terbaring, kotak dari seng tersebut untuk menaruh kuku yang dicabut. Ruangan selanjutnya adalah ruangan yang semakin menantang nurani, juga menguras pikiran secara emosi serta hati saya karena yang saya lihat adalah pembunuhan sadis dengan semua cara tersadis. Beberapa teman saya memutuskan untuk tidak melanjutkan keruangan lainnya karena tidak semua orang punya kesiapan mental bahkan hanya menyaksikan melalui gambar dan mendengan ceritanya. Lalu saya melihat wajah-wajah dari orang orang yang bakal mendapat perlakuan penyiksaan dengan hukum interogasinya yang teramat keras juga wajah wajah tak berdosa dari para tentara yang sayangnya masih sangat anak-anak tapi mereka dipakai menjadi alat-alat pembunuh dan penyiksa. Sepanjang yang saya dengar tentara belia inilah yang mengambil peran sebagai eksekutor sepertinya otak mereka sudah benar-benar dicuci. Saya marah dan juga sedih apa yang terjadi dengan orang-orang ini juga dengan pemimpinnya pertanyaan yang senantiasa berdengung adalah "MENGAPA" bagaimana mungkin manusia bisa sekejam ini dan percayalah hampir semua turis yang kesana selalu mempunyai pertanyaan yang kurang lebih sama.
Titik Balik yang Ironis

Masa tahun 1965 adalah masa jaya mereka bahkan menurut cerita, mereka sudah lebih maju dari Indonesia baik dari segi kesejahteraan, teknologi dan pendidikan. Bangsa ini adalah bekas jajahan prancis. Jadi tidak heran logat inggris mereka lebih mengikuti aksen prancis. Lalu tahun 1975 adalah masa titik balik, titik balik yang ironis karena terjadi peralihan kekuasaan secara dramatis, datang seorang anak manusia yaitu Pol Pot dia adalah seorang berpendidikan tinggi, dengan ajaran prancis karena dia besar di prancis dan menganut paham beraliran komunis. Dengan segenap kekuatan yang dia miliki beserta militer dan pengikutnya mereka menggulingkan regime yang sedang memerintah, waktu itu raja mengungsi ke prancis terjadilah kekosongan kekuasaan, kedatangan mereka disambut gegap gempita bag seorang juru slamat karena mereka seperti membawa harapan baru kepada rakyat, sebelum mereka benar-benar sadar akan apa yang akan terjadi kepada mereka dimasa yang datang sebentar lagi.

Ditahun yang bersamaan Pol Pot mulai memaksa semua orang di Phnom Pehn untuk keluar dan eksodus kedesa-desa atau keluar ibu kota. Semua rumah dikosongkan karena mereka akan memulai sejarah baru. Mereka akan membangun kamboja yang baru dengan harapan baru dibawah tirani dan kedigdayaan pemimpin yang baru yaitu Pol Pot. Lalu semua orang yang berkewarganegaraan asing disuruh keluar, kedubes masing-masing negara ditutup dan yang tinggal hanyalah kamboja itu sendiri kamboja yang sunyi dan mencekam. Semua orang dari regime Lon Nol termasuk tentara, pegawai dipemerintahan, akademisi, dokter, guru, pelajar, pekerja, para monks (biksu), insinyiur atau lulusan universitas dll. Semua orang-orang ini beserta keluarganya, selain itu ada juga missionaris semua benar-benar dibumi hanguskan disisksa di interogasi disiksa karena dianggap membahayakan negara atau mempunyai informasi yang penting yang disembunyikan.
Sepertinya tujuannya adalah agar tidak ada yang benar benar bisa mempengaruhi kekuasaan Pol Pot atau pemerintahan yang baru. Maka dimulailah masa-masa kelam selama 4 tahun, rangkaian penghilangan paksa semua orang yang dicurigai diambil beserta keluarganya dimasukkan keruang interogasi, lagi lagi diikat juga kuku tangan dicabut atau tubuhnya digantung terbalik dan tubuhnya dicelupkan kedalam wadah berisi air, anak anak yang dilempar lalu ditembak. Yang terlihat adalah semua cara-cara membunuh tersadis degan alasan iterogasi dilakukan, benar-benar musnah semua orang pintar dan mungkin benar adanya bahwa Pol Pot sudah siap membangun negara ini dari titik nol. Kota kosong lalu semua orang diungsikan ke desa lalu pindah lagi kekota dan bisa memilih rumah mana yang mereka suka yang sudah tidak berpenghuni. Tentu saja orang yang berpendidikan dari regime sebelumnya sudah tidak ada jadi pemerintahan sekarang bisa memulai era baru yang bersih dari pengaruh regime sebelumnya.


Tapi seruan kepada dunia, membuat Vietnam menyerang kamboja ditahun 1979, saya tidak tau persis bagaimana perjalanan sejarahnya tapi kekuasaan Pol Pot benar-benar tumbang. Menurut saya dia tidak lama berkuasa tapi akibat yang ditimbulan telah melukai mata dunia untuk ratusan tahun yang akan datang. PBB masuk dan mulai menyisir tempat pembuangan mayat juga ladang pembantaian tengkorak dan kerangka manusia dimana-mana ribuan kerangka manusia disungai dan jutaan manusia diperhitungkan telah menjadi korban tirani dari Pol Pot sungguh mengerikan dan upaya NGO saat itu sampai sekarang yang mencoba menolong bangsa ini mengembalikan bangsa ini kepada bangsa yang siap melangkah kepada sejarah baru.

Itulah ironi karena mereka masih seperti baru merdeka sehingga kemiskinan dimana mana pendidikan tertinggal dan banyak hal lain karena mereka harus melewatkan sebuah masa kelam yang terlalu berat untuk dilepas dalam melangkah kemasa depan. Saat ini negara ini sangat dikenal surga bagi para pedofilia, trafficking itu semua karena kesulitan hidup juga mungkin hidup sudah tidak sedemikian berharganya karena mereka melalui masa dimana mereka melihat dan mengalami dimana hidup tidak dihargai.

Kotanya sendiri kering dan tidak teratur, listrik terbatas, pendidikan masih sangat rendah, ini semua cukup mewakili gambaran dari masa kelam yang baru saja mereka lihat dan alami yang mereka tidak ingin ingat tapi bagaimanapun akan selalu abadi dari kisah ke kisah. Saya bisa meyakinkan bahwa sesungguhnya mereka bisa menjadi negara yang semaju Thailand karena sesungguhnya mereka punya sejarah dan latar budaya yang sama sama kaya dan besar. Peran NGO dan PBB masih sangat dibutuhkan disini untuk menolong setiap individu sembari menolong mereka bangkit dari keterpurukan.

Semoga sejarah bangsa ini menjadi batu loncatan bagi mereka untuk melanjutkan kehidupan mereka dan menciptakan sejarahnya sendiri untuk anak cucu mereka. Tentu saja menjadi pesan kepada seluruh dunia bahwa sejarah kelam bangsa ini telah merusak masa depan banyak manusia. Pol Pot hanya bertahan 4 tahun, tapi rasa terluka, perasaan tidak percaya satu sama lain, dendam masih akan membayangi bangsa ini ratusan tahun kedepan, tapi tetaplah melangkah dengan keyakinan hidup yang lebih Kamboja karena kalian layak untuk itu.
Publish by me at www.untukkita.blogspot.com

diambil dari: detik.com

'Rio' Masih Bertahan di Puncak Box Office




Jakarta - Film Animasi komedi 'Rio' masih bertahan di puncak box office Amerika Serikat setelah diputar perdana pada 15 April lalu. Pekan lalu, film garapan sutradara Carlos Saldanha itu berhasil meraup pendapatan US$ 26,8 juta.

'Rio' dibuat sebagai tribute untuk kota asal sang sutradara di Brazil. Cerita dalam film itu diadaptasi dari petualangan burung macaw lokal yang kembali ke rumahnya.

Jesse Eisenberg, Anne Hathaway dan Jermaine Clement didapuk menjadi pengisi suara. Dalam pekan pertamanya, 'Rio' telah diputar di 11.612 bioskop di 72 negara. Sebanyak 6.654 di antaranya diputar dalam versi 3D.

Peringkat kedua box office minggu ini dihuni 'Tyler Perry's Madea's Big Happy Family'. Film drama komedi itu berhasil meraih pendapatan hingga US$ 27,75 juta.

Film yang dibintangi Robert Pattinson dan Reese Witherspoon, 'Water for Elephants' hanya menduduki peringkat ketiga box office. Film drama garapan sutradara Francis Lawrence itu berhasil meraup pendapatan US$ 17,5 juta.

Setelah dua minggu pertama pemutarannya menduduki peringkat puncak box office, 'HOP' kini berada di peringkat keempat. Film animasi yang karakter utamanya diisi oleh aktor Russel Brand itu hanya meraup US$ 12,5 juta.

(ich/ich)

diambil dari: detik.com

Di Atas Pelangi Menuju Sentani



PAPUA - Saya duduk tersenyum melihat tingginya Jayawijaya, hijaunya hutan Papua, indahnya liukan sungai bagai naga yang sangat gagah membelah daratan. Menikmati Papua di atas Cessna 208 Caravan adalah petualangan yang dahsyat dan berkesan.

Ya, beberapa saat lagi kami akan tiba di Sentani. Satu jam tiga puluh menit jaraknya dari Bandara Sungai Daerum di Desa Senggo dengan pesawat kecil yang hebat ini.

Sesekali menembus awan, tak jarang pula pesawat kami terpaksa harus melawan angin kencang antara pegunungan Jayawijaya dan pegunungan Sudirman. Seru, menegangkan, sekaligus sebuah kenikmatan yang tak hingga.

Nah, itu dia Danau Sentani yang luas bertabur pulau-pulau kecil yang indah, bagaikan miniatur Nusantara. Segumpal awan putih di depan kami menghiasi langit dengan pelangi tipis yang cantik di atasnya. Panorama yang langka kami nikmati. Tidak sampai lima menit, kami pun berada di atas pelangi tersebut. Kulambaikan tangan pada indahnya pemandangan di atas langit Papua ini.

Lalu John sang pilot menurunkan ketinggian pesawat, dan bersiap melakukan pendaratan di Bandara Sentani. Penerbangan ini adalah yang terindah dalam hidup kami. Melewati gunung tertinggi di Indonesia, sungai-sungai yang lebar dan meliuk-liuk bagai naga yang gagah membelah daratan, lalu melintasi danau yang elok membuai mata.

Puji syukur bagimu Tuhan, atas segala anugerah yang Kau berikan bagi nusantara ini. Semoga negeri ini selalu tetap Kau jaga keindahannya, dan jauhkanlah kami dari segala bencana.

Di Papua, 23 Oktober 2010 adalah petualangan yang takkan kami lupakan tuk kami ceritakan pada anak cucu kami kelak. Bahwa mereka layak berbangga, mempunyai beribu pulau yang indah, untaian laut yang elok, ratusan gunung yang kokohj menawan, hutan luas dan hijau, dari Sabang sampai Merauke.


(Erwin Yogaswara / gst)

diambil dari: detik.com

Tinggal Landas Dari Sungai, Terbang Melintas Di Atas Pegunungan Jayawijaya



“Kita akan keluar dari pedalaman dengan cara yang berbeda”, kata bang Leo kepada saya dan Erwin. Ia mengatakannya kepada kami beberapa hari sebelumnya saat kami melakukan perjalanan selama 6 jam dengan Speedboat menyusuri sungai dari Agats, Kab. Asmat menuju Senggo, Kab. Mappi. Menurut bang Leo, ini dilakukan lantaran penerbangan Musamus – maskapai penerbangan milik pemda Kab. Merauke jenis Twin Otter dari Bandara Ewer, Kab. Asmat terkadang sulit diprediksi. Apalagi jika sedang tidak baik, bisa-bisa waktu kita untuk keluar bisa mundur beberapa hari. Hal ini sudah kami alami saat akan menuju Ewer dari Merauke beberapa hari sebelumnya.


Pagi itu sekitar pukul 09.00 WIT, Rabu, 21 Oktober 2010, kami sudah bersiap-siap di pelabuhan sungai Desa Senggo. Pelabuhan ini memang unik, karena juga berfungsi sebagai bandara untuk pesawat kecil yang dapat tinggal landas ataupun landing di atas air. Sebelum melakukan perjalanan dengan Speeboat menuju Desa Basman dari Senggo sehari sebelumnya, bang Leo telah mengontak basecamp MAF terlebih dahulu menggunakan telepon satelitnya. Mision Aviation Fellowship (MAF) – sebuah organisasi internasional yang membantu transportasi ke daerah-daerah terpencil di Papua. Inilah satu-satunya penerbangan yang melayani wilayah Sungai Dairamn, dimana pelabuhan sungai Desa Senggo berada.


Setelah menunggu beberapa saat di bandara pelabuhan sungai Dairamn, Senggo, jauh di atas udara sudah terlihat sebuah pesawat kecil menuju ke tempat kami berada saat ini. Tempat kami menunggu ini hanyalah sebuah bangunan kayu di pinggir sungai yang berfungsi ganda. Sebagai tempat bersandarnya Speedboat, kapal dan perahu. Juga berfungsi sebagai tempat tunggu penumpang yang akan naik dan turun saat pesawat tinggal landas dan landing di sungai.


Pesawat jenis Cesna 208 Caravan milik MAF berkapasitas penumpang 6 orang ini pun berputar sesaat di atas sungai untuk kemudian landing. Seorang awak nampak keluar dari dalam pesawat dan berdiri di sisi kiri saat pesawat meluncur di atas sungai. Saat itu sudah dapat kami bayangkan, serunya petualangan di tanah Papua yang sudah kami jalani hingga saat ini. Mulai dari udara denga pesawat jenis boieng dan Twin Otter, kemudian berjam-jam melalui laut, teluk dan sungai dengan Speedboat menuju pedalaman. Berjalan kaki masuk ke dalam hutan melalui rawa-rawa. Dan sekarang keluar melalui sungai dengan pesawat MAF ini. Sebuah petualangan yang cukup lengkap rasanya.


Jhon, pria asal Amerika yang menjadi pilot pesawat MAF ini turun menyalami kami sesaat sebelum kami naik pesawat. Beberapa saat kemudian pesawat pun tinggal landas melalui Sungai Dairamn ini. Menariknya saat itu di dalam pesawat hanya kami bertiga yang jadi penumpangnya. Jadi seolah-olah seperti carter saja rasanya.


Terbang di Atas Pegungan Jayawijaya


Penerbangan kami ini tidak langsung ke Merauke melainkan langsung ke Jayapura. Itu lantaran hari itu tidak ada penerbangan MAF yang menuju Merauke. Terbang dengan MAF menuju Jayapura merupakan pengalaman yang seru dan menakjubkan. Melintas di atas lebatnya hutan dan sungai-sungai besar di Papua sungguh pemandangan yang luar biasa.


Penerbangan semakin menakjubkan saat pesawat terbang di wilayah udara antara pegunungan Sudirman dan Jayawijaya. Terlihat jelas dari dalam pesawat besarnya kawaswan pegunungan tersebut. Benar-benar sebuah pengalaman yang tidak terlupakan. Pesawat sempat sedikit terguncang saat melalui awan dan melawan arah angin. Namun, itu tidak berlangsung lama dan kami pun dapat kembali menikmati penerbangan ini.


Setelah menempuh sekitar satu setengah jam penerbangan, nampak di bawah terlihat Danau Sentani. Ini artinya beberapa saat lagi kami akan segera mendarat di Bandara Sentani, tepatnya di basecamp MAF berada. Setelah mendarat, dengan ramah kembali Jhon menyalami kami satu persatu.


Papua negeri petualangan. Itulah yang kami rasakan sesaat setelah turun dari pesawat MAF. Apapun dapat terjadi di sana. Semua rencana perjalanan yang sudah kita susun dapat berubahah setiap waktu. Jadi untuk anda yang ingin melakukan petualangan di Papua, terutama ke pedalamannya, siap-siap untuk menikmati segala sensasinya. Dijamin perjalanan yang akan membuat anda semakin cinta akan negeri ini. Dahsyatnya keindahan alam, seni budaya dan keramahannya akan membekas di hati anda.


(Harley Bayu Sastha / gst)

diambil dari: detik.com

Saturday, April 23, 2011

Cameron Diaz Siap Menuju Pelaminan?

Jakarta Sederet pria kelas A singgah di kehidupan aktris Cameron Diaz. Namun kabarnya kali ini bersama Alex Rodriguez, Cameron akan melepas status lajangnya. Siapkah Cameron?

Cameron telah mengencani bintang baseball yang ngetop dipanggil A-Rod itu sejak setahun lalu. Kehidupan asmara mereka pun menunjukkan banyak kemajuan. Cameron makin serius bersama A-Rod setelah memperkenalkan pria tersebut pada ibundanya, Billie.

"Alex sangat mencintai Cameron dan sangat protektif padanya. Cameron suka A-Rod yang sangat family man," ujar sumber dilansir Showbiz Spy, Minggu (23/4/2011).


Menurut majalah InTouch America, A-Rod telah membelikan cincin tunangan di New York baru-baru ini. Bintang film 'Holiday' itu juga diketahui dekat dengan kedua anak A-Rod yaitu Natasha (6 tahun) dan Ella (3 tahun).

Cameron menunjukkan keseriusannya kepada A-Rod dengan pindah rumah ke Miami agar lebih dekat. Sebelumnya perempuan berusia 38 tahun itu mengaku tak mau buru-buru menikah.

Cameron pernah berkencan dengan aktor Matt Dillon ketika keduanya menjadi lawan main di film 'There's Something About Mary'. Ia juga pernah 4 tahun berpacaran dengan Jared Leto. Kemudian hati Cameron jatuh pada Justin Timberlake hingga putus setelah bersama selama 3 tahun. Kisah cinta Cameron dan A-Rod telah dimulai sejak Juli 2010.

(yla/yla)

Diambil dari:detik.com

Sutradara Nominasi Oscar Tim Hetherington Tewas di Libya



Jakarta - Sutradara film dokumenter 'Restrepo' yang meraih nomiasi Piala Oscar 2011 Tim Hetherington tewas di kota Misrata, Libya pada Rabu (20/4/2011). Tim yang juga berprofesi sebagai wartawan foto itu tidak dapat diselamatkan setelah terkena ledakan mortir.

Seperti dilansir Reuters, Kamis (21/4/2011), sebelum meninggal Tim dan beberapa temannya terjebak saat berada di Tripoli Street, jalan utama menuju pusat Misrata. Lokasi tersebut merupakan satu-satunya kota yang dikuasai pemberontak utama di barat dan telah dikepung pasukan Muammar Khadafi lebih dari tujuh minggu.

Fotografer Getty, Chris Hondros yang saat itu bersama Tim, sempat menjalani perawatan intensif dari tim dokter karena mengalami cedera otak. Namun nyawanya juga tidak bisa diselamatkan.

"Suasana tenang, dan kami berusaha untuk menjauh dan kemudian kami mendengar mortir mendarat dan ada suara ledakan," kata fotografer Spanyol, Guillermo Cervera.

Tim Hetherington adalah fotografer kelahiran tahun 1970 yang memenangkan World Press Photo of the Year 2007. Bersama sutradara Sebastian Junger, ia membuat film dokumenter Perang Afganistan berjudul 'Restrepo' (2010). Film tersebut berhasil masuk nominasi Academy Awards sebagai Film Dokumenter Terbaik.


(ich/mmu)

Diambil dari: detik.com

Beyonce Garap Album di Hotel Mewah di Paris



Jakarta - Penyanyi Beyonce mulai menggarap album baru. Ia dan suaminya rapper Jay-Z mengerjakan album tersebut di Paris, Prancis.

Beyonce dan Jay-Z mengunjungi Paris belum lama ini. Keduanya menginap di kamar mewah hotel Le Meurice. Di hotel tersebut keduanya berkreasi membuat karya baru.

"Mereka membuat studio di kamar lain dan telah bekerja sepanjang malam untuk album Beyonce," ujar sumber dilansir Showbiz Spy, Sabtu (23/4/2011).

Pasangan tersebut tiba di Paris dengan mengendarai pesawat jet pribadi. Keduanya menikmati liburan bersama keponakan mereka, Daniel yang baru berusia 6 tahun di Disneyland.

Meski sempat bersenang-senang, sebagian besar waktu Beyonce di Paris dihabiskan untuk album barunya. Bahkan Beyonce tidak sempat jalan-jalan untuk berbelanja.

"Ia bahkan tidak keluar untuk mengunjungi butik mahal yang biasa ia sambangi," jelas sumber.

Setelah sebelumnya sempat berduet dengan Lady Gaga, kali ini Beyonce akan menggandeng Rihanna di album barunya. Keduanya bertemu di acara Grammy Awards 2011 dan sepakat untuk berkolaborasi.

(yla/yla)

Diambil dari: detik.com